The Master of Badminton

2022 March 30 Friday.

" 20-19!" Sahut juri dengan keras, Sinisen sedang berusaha keras untuk mendobrak skor menjadi 20, karena tadi dia terkejar dan akhirnya kalah unggul dari lawannya, satu skor lagi Sinisen akan kalah, ini artinya Indonesia tidak akan mendapatkan penghargaan, dan medali emas. " Huh hampir saja..." Batin Sinisen gugup, karena tadi bola koknya hampir menyentuh lantai, Sinisen ingin mencari celah untuk meng-smash, tetapi dia tidak menemukan celahnya, sehingga dia menunggu lawannya untuk memberikan celah, tiba-tiba seperti tak disangka, lawannya memberikan smash mematikan yang hampir saja mengenai lantai, tetapi Sinisen melompat mencoba meraih bola kok yang sudah hampir jatuh ke lantai, " ini kekalahanku," batin Sinisen sedih, lawannya memberikan smash lagi, Sinisen bangun lalu balas meng-smash dengan asal-asalan tetapi sudah dia perhitungkan akan jatuh kemana, smash-annya pun sangat keras bagai kilat yang menyambar, sepertinya inilah pertolongan dari Allah, bola koknya mengenai lantai dengan anggunnya, lawannya melongo, yang awalnya Sinisen sudah terdesak, akhirnya bisa memberikan sebuah skor yang mengejar skor lawannya, " 20 equal 20!". Permainan tetap dilanjutkan, Sinisen kali ini bermain hati-hati sekali, sesekali dia memberikan smash ketika musuhnya sudah fokus pada serangannya, tetapi tidak berhasil, musuhnya itu malah berhasil menangkapnya dan lalu meng-smash dengan kuat kearah lantai, permainan sangat sengit, beberapa kali Sinisen meng-smash, beberapa kali lawannya membalas, dan akhirnya Sinisen menemukan kelemahan pada lawannya, dia melemparkan smash tepat di kepalanya, bola koknya tepat mengenai muka lawannnya, dan bola koknya pun jatuh ke lantai, " 21-20", satu skor lagi aku akan merebut kemenangan. 

Permainan kembali dilanjutkan, entah kenapa, musuhnya memberikan service yang terlalu panjang dan terlewat kuatnya, sehingga bolanya itu melenceng jauh menuju keluar dari arena pertandingan, " 22-20, The winner is Sinisen Taivaan Mestari!" Sinisen terjatuh sambil bersujud, tak disangka dia akan berhasil memenangkan pertandingan final ini, tetapi kalian akan tahu sebuah rahasia pada paragraf akhir cerita ini.

Jangan melihatnya hanya saat ini, tetapi lihatlah dirinya saat dia masih kecil, sehingga kalian tahu betapa besarnya perjuangan Sinisen untuk meraih penghargaan. 

2000 March 30 Fri. Indonesia.

" Ibu, ibu.... Aku ingin les badminton!" Pinta Sinisen kecil untuk hadiah ulang tahunnya, ( Sinisen lahir 1996 March 30 Friday), " tidak bisa Taivaan! Ibu ingin kau menjadi ilmuan, bukan menjadi pemain badminton, contoh ayahmu! Menjadi seorang ilmuwan ternama, tidak, ibu tidak mau," ibunya menolak dengan keras, " tapi bu..." perkataan Sinisen kecil terpotong oleh suara ayahnya, " tidak apa-apalah Adysle! Biarkan anakmu untuk meraih bakatnya, bisa jadi nanti dia lebih hebat dari kita!" Sinisen kecil dengan mata berbinar-binar memeluk ayah dengan erat, sang ibu tampak acuh-tak acuh, " tidak! Beberapa kali harus aku bilang tidak!" Ibunya kembali menolak dengan lebih kerasnya, " tak apa lah, Nak! Kau boleh mengikuti les itu, dengan syarat.... Kau harus bisa meraih ranking 1, 2, atau 3," ayahnya memberikan syarat kepada Sinisen kecil, Sinisen kecil mengangguk dengan berat.

Pada hari itu juga, Sinisen bekerja keras untuk mendapatkan nilai 100, agar dia bisa les badminton. Akhirnya kerja kerasnya itu segera teraih, dia masuk ranking 1, padahal selama ini dia hanya meraih ranking 10, ayahnya memeluknya dengan erat, ibunya menatapnya dengan perasaan bangga.

" Hei! Murid baru! Kau ini bisa main badminton atau tidak? Kacau betul permainan kau ini, kau ini kunyuk, hahahahaha, kunyuk!" Ganggu temannya, Sinisen hanya menatapnya dengan santai, " kalau aku kunyuk di sini, mengapa pelatihku mengajarkan aku cara bermain badminton? Kenapa seluruh kulit tubuhku tidak berbulu?" Murid tadi yang mengejeknya kembali mengejek, " nama gua, Taipan Amrduls Aydles, panggil gue Aydles, lo kan permainannya memang kacau kunyuk!" Tukas Aydles geram, " tak tahu lah.... Yang jelas nanti aku bisa menghajarmu Ayd," Aydles mencibir, " kunyuk mana bisa mengalahkanku..."

" 20-1" Sinisen kecil hanya meraih 1 skor, sedangkan Aydles sudah 20, " kunyuk!" Sahutnya bangga, Sinisen mengangkat bahu tak mengerti, " Taivaan! Kemari..." Panggil pelatihnya, Sinisen kecil datang menghadap kepada pelatihnya, " kau ingin mengalahkan Aydles?" Tanya pelatihnya, Sinisen mengangguk, " kau kalah-kalah saja terlebih dahulu, nanti kau akan tahu dimana letak kelemahanmu itu!" Bisik pelatihnya dengan lirih, Sinisen mengangguk, lalu mulai bermain lagi.

Kalah, kalah, kalah, kalah, dan kalah, tidak ada dalam kamus Sinisen yang katanya, menang, Sinisen mengikuti saran pelatihnya yaitu membiarkan kalah untuk mengatahui kelemahan dirinya dimana dan kelemahan musuhnya terletak dimana.

Benar saja, dalam waktu 10 bulan, dia berhasil mengalahkan Aydles, dengan skor 1-21, seperti dulu Aydles mengalahkannya, Aydles terjatuh, tak menyangka dia akan menjadi begini. Sejak saat dia mengalahkan Aydles, berubah semua kamus Sinisen, tidak ada dalam kamusnya " kalah!"

2010 September Wed. 16 Indonesia.

Sinisen sedang bersiap-siap untuk pertandingan ganda putra bersama temannya, ‎Todellisia Kovia Taistelijoita‎, melawan dua putra, Viccor Boensder Alysdeba dan Jaehens Jones Frideon, pertandingan final ini membuat Sinisen banyak berlatih.

2010 September Fri. 18 Indonesia.

Hari pertandingan final itu pun datang, pertandingan ini sangat mengesankan. Pada babak pertama, tim Viccor berhasil memenangkan pertandingan dengan skor yang sangat tipis 19-21. Pada babak kedua, tim Sinisen berhasil memenangkan pertandingan dengan skor yang sangat jauh, 10-21. Ini lah babak penentuannya. " 19-19" Skor saat ini masih seri, kedua tim berusaha keras untuk mendobrak skor menjadi 20, mereka bermain dengan sangat agresif, smash sana, smash sini sehingga membuat Sinisen dan Kovia kewalahan, tetapi Sinisen melakukan sesuatu hal yang briliant! Dia memukul bola kok menuju tiang net, sehingga bola koknya memantul dan jatuh ke lantai, tepuk tangan mengelora stadium, Sinisen dan Kovia berpelukan dengan bahagia. Skor sementara 20-19, Viccor dan Frideon bermain dengan sangat agresif dan defense, Sinisen mencoba strategynya tadi, tetapi gagal karena segera diketahui oleh Viccor yang berlaku sebagai kapten tim Viccor. Smash-an mematikan menyelip di dekat sela-sela telinga Kovia, Sinisen lalu memukul bola koknya dengan tinggi, maksudnya dia ingin beristirahat sebentar dengan pukulan kerasnya yang membuat koknya hampir menyentuh bagian atap stadium, lalu Frideon meng-smash bolanya ke kepala Kovia, Sinisen melompat sambil meng-smash bola koknya dengan keras ke arah samping dengan tajamnya, Frideon melompat menangkap bola dan bolanya keluar jauh dari arena pertandingan, " 21-19, the winner is Sinisen Taivaan Mestari team!"

Sebuah berita yang membuat Sinisen menangis ketika membuka handphone, ibunya meninggal dunia tepat saat dia memenangkan pertandingan final, Sinisen segera pulang dengan sekencang-kencangnya, lalu dia menghampiri ibunya dengan tangisan lirih.

Meninggalnya ibu Sinisen membuat hati Sinisen dan pikirannya kacau, sehingga saat bermain OBO ( one by one) dengan ‎Aurinko Paistaa Kuin Kulta‎, dia kalah sebab pikirannya sangat kacau, dia memikirkan orangtua satu-satunya. " Semangat dong bro! Pikiran kacau kau membuat segala permainanmu kacau! Kau menyiksa dirimu sendiri dengan segala apa yang kau pikirkan," kata Kovia pada suatu hari, dalam bahasa Finnish, " ‎Olen niin surullinen‎ ( aku sangat sedih), ibuku meninggal tepat saat aku selesai bertanding di final, Kov!" Curhat Sinisen kepada Kovia, " why you cry ‎ystävä‎ ( teman), your's mom is in taivas ( surga) now! Why you have to cry? Are you sad because your's mom in taivas now? Of course not, so why you cry about it ‎ystävä?" Nasihat Kovia menyentuh hati Sinisen, " thanks a lot for your neuvo ( nasihat), i'll play more good now, makasih banyak Kov!" Ujar Sinisen dengan bersemangat.

Pertandingan final Sinisen dengan ‎Vahva kuin riutta‎, karena pikiran Sinisen sedang tidak bad mood, jadi pertandingan dengan cepat menjadi berpihak pada Sinisen, Vahva permainannya sangat kacau, sehingga dengan mudah Sinisen memberikan kekalahan telak pada Vahva dengan kemenangan 2 babak tanpa ada kekalahan, skor masing-masing babak adalah, 9-21, sangat beda jauh.

Tetapi pikiran Sinisen kembali hancur, ayahnya meninggal karena sebuah ledakan saat dia sedang ber-experiment, ledakannya membuat ayahnya meninggal, Sinisen berhenti bermain badminton, dia sering duduk dengan termenung di jembatan Kota Intan.

Temannya Kovia kembali datang memberikan nasihat pada Sinisen, tetapi gagal, sebab Sinisen selalu cuek bebek pada Kovia, sehingga membuat Kovia menyerah, angkat tangan.

Sinisen akhirnya membuang jauh-jauh pikiran yang menghancurkan hidupnya, dia kembali melakukan hobinya, yaitu bermain badminton.

Sinisen dengan mudah masuk final lagi, dan kembali berhadapan dengan ‎Vahva kuin riutta‎, Sinisen kali ini bermain defense, sehingga permainan berjalan dengan lambat, tetapi ketika skor dia terbalap, Sinisen akan bermain smash agresif miliknya, sehingga jika skornya 14-14 dan Vahva membalap skornya dengan 14-15, otomatis Sinisen akan mengeluarkan smash paling mematikan yang dia punya, sehingga dalam sekejap skor akan menjadi 17-15, lalu Sinisen kembali bermain dengan tenang. Kali ini skor adalah 19-20, Sinisen unggul satu skor, dan bermain dengan tenang-tenang, beberapa kali Vahva meng-smash dengan tajam ke arah samping, akan dibalas dengan Sinisen smash mematikan yang menajam menuju sisi lain, sehingga membuat Vahva harus melompat atau berlari kencang untuk memukul bola koknya. Sinisen mengeluarkan smash yang terakhirnya dengan smash yang tajam dan mengerikan, smashnya itu melesat bagai tidak ada detiknya, Vahva tidak berkutik, tidak menyadari pula kalau bola kok sudah masuk area miliknya, " 21-19, the winner is Sinisen Taivaan Mestari!"

2022 March Wed. 16 Indonesia.

Lalu dia masuk kedalam final, melawan pemain badminton terhebat, Auringonpaiste Kuin Aurinko. Aurinko bermain sangat agresif, beberapa kali dia smash dengan tajam di sela-sela kaki Sinisen. Bola kok dengan keras menghantam lantai area Sinisen, Sinisen hanya mengangguk, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan, Aurinko memenangkan pertandingan babak pertama. " Ya! Sinisen berusaha keras untuk mengalihkan perhatian Aurinko! OH... Aurinko mengeluarkan smash mematikannya, tetapi dengan tanggap Sinisen membalikkan bola koknya dengan smash an menikung tajam ke arah sisi lain dari Aurinko, dan sayang sekali! Aurinko tidak berhasil menangkap bolanya!" Suara stasiun TV ini sampai terdengar dari jarak 300 meter. " 10-7" Sinisen unggul 3 skor dari Aurinko, tetapi Sinisen sepertinya merasakan bahwa Aurinko menyembunyikan sesuatu yang akan mendobrak skor dan unggul banyak.

Sinisen kali ini bermain dengan sangat-sangat agresif, tidak ada celah bagi Aurinko untuk meng-smash dengan mematikan, Sinisen me-smash dengan tajam sekali menuju kaki Aurinko, seperti smash yang sebelum-sebelumnya, bola koknya seperti teleport saja langsung mengenai bagian kaki Aurinko, 19-7, skor sangat jauh. Bola kok melambung tinggi di udara, lalu Aurinko meng-smash palsu dan bolanya itu malah mengenai net sehingga jatuh ke area miliknya, pendukung Sinisen bersorak senang.

20-10, Aurinko sepertinya ingin membalap skor Sinisen, tetapi sayang, permainan Sinisen sangat lihai, dia bermain dengan sangat agresif, banyak smashnya yang palsu, tetapi juga bermain dengan smash yang terlewat mengerikan. Sinisen kali ini ingin meng-smash, Aurinko dengan hati-hati melihat raket Sinisen, smashnya pasti akan di arahkan ke kepalaku, batin Aurinko senang, tetapi bola koknya melenceng jauh dari perkiraan Aurinko, bola kok dengan kencang menikung tajam menuju kanan, sedangkan Aurinko sedang berada di kiri area, jauh sekali Aurinko dari jarak bola kok, bola koknya juga sangat mepet ke garis batas arena pertandingan, tetapi Aurinko mengambil keputusan yang salah, raketnya malah membuat bola koknya jatuh ke area out. " 21-10" Perbedaan skor yang sangat-sangat jauh di bandingkan dengan perbedaan skor babak pertama, 18-21.

" The Deciding Round!" Aurinko meng-service bola koknya dengan anggun, lalu dibalas oleh Sinisen sebuah smash yang menikung ke kanan, Aurinko melompat untuk menangkap bola koknya lalu memukulkannya dengan kuat ke atas, Aurinko lalu jatuh berdebam, Sinisen lalu meng-smash dengan kuat ke area yang tidak dijaga, 1-0.

Tak lama kemudian skor berubah menjadi 10-0, permainan Aurinko makin lama makin hancur, Sinisen sebaliknya, permainannya makin lama makin membaik, sehingga dia bisa mengunakkan smash tingkat paling tajam, bola kok dengan laju mengarah ke area Aurinko, Aurinko mengarahkan raketnya untuk mengenai bola koknya, bola koknya memantul lalu jatuh keluar dari arena pertandingan.

" 20-0," Aurinko belum ada mencetak poin sama sekali, Sinisen nyengir dengan rendah hati, dia akan melaksanakan strategi mudah. Aurinko dengan tajam meng-smash bolanya menuju Sinisen, Sinisen lalu balas memukulkan bola koknya menuju tiang net, dan lalu bola koknya jatuh dengan mantap di area Aurinko.

Kemenangan babak ketiga ini sangat mengemparkan pengemar Aurinko. Dengan cepat nama Sinisen naik ke peringkat 1 pemain badminton terhebat ( maklumin aja, dunia imajinasi, walau aku tahu siapa pemain terhebat saat ini, Axelsen). Aurinko dilabrak oleh pelatihnya, " permainanan kau sangat hancur Rinko! Kau telah menghilangkan pengemarmu sendiri!" Labrak pelatihnya.

Kini, pertandingan terakhir dari Sinisen sudah terdapat di bagian permulaan cerita pendek ini, pertandingan final melawan sahabatnya sendiri, ‎Todellisia Kovia Taistelijoita, yang menurunkan Sinisen dari peringkat pertama menuju peringkat kedua. Selesai pertandingan melawan ‎Todellisia Kovia Taistelijoita, Sinisen terjatuh dalam ke adaan bersujud dengan badannya yang sudah berpisah dari rohaninya, malaikat maut mengambil nyawanya saat itu juga, dan kembali kepada pangkuan ibunya.

Kini Sinisen sudah meninggal pada 2022 March 30 Friday, walaupun Sinisen telah tiada, namanya tetap harum dalam sejarah permainan badminton. Sinisen kini dimakamkan tepat di samping dua orang yang ia cintai, yakni kedua orangtuanya yang mendahuluinya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

World of Robot

Ada Hantu!! Part-2